Wednesday, March 20, 2013

Stress di Akhir Pekan Memicu Penyusutan Otak


Serajin apa pun Anda bekerja sebaiknya di akhir pekan usahakan untuk benar-benar meluangkan waktu mengistirahatkan pikiran. Memikirkan pekerjaan di akhir pekan atau di hari libur dapat mengakibatkan penyusutan otak.
Tim peneliti dari Yale University menemukan bahwa ukuran otak orang yang sudah meninggal dengan riwayat stres dan depresi mengalami penurunan dalam jumlah gen yang menjaga fungsi otak.
Berkurangnya fungsi otak antara lain dipicu oleh pelepasan senyawa GATA1, yang bertindak sebagai saklar genetik untuk menghentikan komunikasi antar-saraf di otak.
Komunikasi serta koneksi antar-saraf yang rendah dalam jangka panjang bisa memicu berkurangnya massa otak terutama di bagian prefrontal cortex.
Aktifnya beberapa jenis hormon saat stres juga memperburuk risiko penyusutan otak. Hormon-hormon inilah yang akhirnya merangsang pengeluaran GATA1, sebagai penyebab menurunnya fungsi otak.
“Kurangnya komunikasi (antara-saraf di otak) bisa memicu hilangnya sebagian massa otak di bagian prefrontal cortex,” kata Ronald Duman, PhD, dari Yale University yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip health.com.
Para peneliti juga menyebutkan bahwa penyusutan otak bisa dicegah dengan mengurangi stres. Misalnya dengan menikmati liburan akhir pekan tanpa memikirkan pekerjaan sedikit pun. 

sumber: yahoo.com

KOMITMEN DIRI pada FAKULTAS PSIKOLOGI USU



Setelah mengikuti latihan kepemimpinan dari Fakultas Psikologi di USU, saya yang semula malu-malu dan tidak percaya diri, menjadi semakin mantap melangkah sebagai calon pemimpin.  Seorang pemimpin tidak hanya harus tahu cara memimpin orang lain, tetapi juga harus dapat memimpin diri sendiri terlebih dahulu.  Hal tersebut hanya dapat saya wujudkan dengan cara memberi komitmen pada diri saya sendiri serta pada fakultas psikologi tempat saya menimba ilmu. Tentu saja komitmen adalah suatu ikatan dan tidak mudah untuk dapat langsung diterapkan dengan sempurna,tetapi saya akan mencoba untuk berpendirian pada komitmen saya.

Sebagai calon profesional di masa yang akan datang, pertama-tama saya berkomitmen untuk selalu hadir tepat waktu. Bukan hanya pada setiap perkuliahan, tetapi juga selalu hadir tepat waktu dalam event apapun baik yang diselenggarakan fakultas atau acara lainnya demi menunjukkan bahwa saya menghargai pihak penyelenggara.  Hal tersebut telah menjadi kebiasaan saya sejak dulu dan akan tetap saya pertahankan sebab kedisiplinan waktu sangat penting menjadi first impression orang lain terhadap diri kita. Seorang pemimpin yang disiplin waktu akan lebih diberi apresiasi sebab waktu adalah suatu hal berharga  bagi setiap orang. Dengan disiplin waktu, orang lain dapat menggunakan waktu mereka dengan lebih efektif dan produktif.

Kedua, saya berkomitmen untuk belajar sebaik-baiknya setiap ada kesempatan selain menambah wawasan sebagai seorang mahasiswa, juga agar dapat memahami materi kuliah dengan maksimal,hal tersebut dapat saya wujudkan dengan tidak menggangap remeh tugas serta quiz apalagi ujian. Saya juga harus rajin membaca buku guna menambah ilmu dan mempermudah proses belajar di kelas.  Hal ini juga dapat diwujudkan dalam bentuk pengumpulan tugas yang tepat waktu dan tidak asal-asalan dibuat. Saya harus serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan serta tidak menunda-nunda waktu. Setelah mengikuti latihan kepemimpinan,saya merasakan betapa pentingnya waktu dan efisiensi kerja, bahkan dalam waktu yang singkat kita harus dapat menemukan solusi untuk memecahkan suatu masalah.

Ketiga, saya berkomiten untuk selalu menjaga etika saya baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus, misalnya bertutur kata yang sopan, mempraktekkan senyum, salam dan sapa pada para dosen serta senior, memakai pakaian yang sopan di lingkungan kampus, dan sebagainya. Hal tersebut penting,  sebab seorang pemimpin harus tahu cara menempatkan dirinya. Bila lingkungan serta orang-orang di sekitar saya tidak setuju dipimpin oleh saya, bagaimana saya dapat mengakui diri sebagai pemimpin? Oleh karena itu, penting untuk menjaga etika saat berhadapan dengan orang lain. Sebab pemimpin yang beretika dapat menyelesaikan masalah dengan lebih
Selanjutnya, saya berkomitmen untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain serta mengabdi pada masyarakat. Hal ini dapat saya wujudkan dalam bentuk keaktifan di organisasi kampus, membantu kakak senior yang sedang melakukan penelitian, membantu teman yang belajar dan lain-lain. Seorang calon pemimpin tidak boleh memikirkan posisi di atas saja. Ada kalanya pemimpin harus turut melakukan suatu hal yang patut ditiru, bukan mengatur.

Selain itu, saya berkomitmen  untuk bertanggung jawab atas segala kesalahan yang saya buat. Seorang pemimpin bukanlah pemimpin yang sesungguhnya jika tidak mengakui kesalahan yang ia telah lakukan. Justru dengan mengakui kesalahan dan memberi pertanggungjawaban, pemimpin tersebut dapat mengkoreksi dirinya sendiri sehingga menjadi pemimpin yang lebih baik lagi. Saya bersedia menerima konsekuensi apabila ada kelalaian yang tidak selayaknya saya lakukan dan akan lebih baik lagi bila dapat menghindari atau setidaknya dan meminimalisir membuat kesalahan.

Secara keseluruhan, saya berkomitmen untuk mewujudkan semua yang diatas serta tidak mengecewakan diri sendiri dan orang-orang di sekitar saya. Saya berkomitmen menjadi orang yang lebih baik mulai hari ini, dari segala konteks yang positif sehingga membangun karakter saya menjadi seorang pemimpin yang berkualitas di masa depan. Saya berkomitmen menjadi seseorang yang dapat diandalkan dan siaga saat diberi tugas.
Post ini sangat membantu saya dalam mengevaluasi diri saya sendiri, sebagai tambahan, post ini adalah bentuk pertanggungjawaban atas kelalaian saya yaitu tidak dapat menghadiri salah satu acara Dies Natalis USU ke-60, yakni jalan santai. Karena komitmen adalah suatu kata yang jauh lebih mengikat dari janji,saya akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkannya. Semangat! :)

Thursday, March 14, 2013

TEORI BELAJAR


Teori belajar mempelajari cara dan tipe belajar.
Belajar  adalah:
·         perubahan yang  relative menetap pada perilaku sebagai akibat dari pengalaman
·         perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat dan hasil pengalaman terdahulu (Morgan)
Terdapat tiga teori belajar,yaitu:
11.    Behavioral
Pandangan yang menyatakan perilaku yang dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.
Teori ini mempelajari bagaimana individu membuat hubungan antara pengalaman dan perilaku.
Contoh aplikasi: mahasiswa yang rajin belajar agar mendapat konsekuensi berupa nilai yang baik.
Tokoh-tokoh:
-  Ivan Pavlov: Classical Conditioning
-  Edward Lee Thorndike: Law of Effect
-  B.F. Skinner: Operant Conditioning

22.    Kognitif
Semua kegiatan belajar  menggunakan hubungan-hubungan bagian dan keseluruhan. Teori dasarnya adalah teori Gestalt.
Tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar lebih meningkatkan kemampuan belajar daripada hukuman.
Contoh aplikasi: anak yang berasal dari keluarga dokter memiliki motivasi untuk menjadi dokter juga.
Tokoh-tokoh:
- Kofka
- Kohler: insight/”AHA”
- Piaget : Tahap-tahap belajar

33.    Humanistik
Memahami perilaku seseorang dari sudut perilaku, bukan pengamat.
Bebas memilih kualitas hidup.
Contoh aplikasi: Orang yang lapar dan haus tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya sehingga tak dapat belajar dengan baik.
Tokoh-tokoh:
- Maslow: hierarki kebutuhan Maslow
- Rogers: experienced learning
- Combs: mengubah persepsi, misalnya : seseorang yang menyukai fast food, tidak peduli bagaimana buruk pun fast food itu bagi kesehatanya tetap akan suka pada fast food.

Tuesday, March 12, 2013

Motivasi

Apakah Anda tahu apa yang dimaksud dengan motivasi itu?
Motivasi adalah suatu bentuk dorongan seperti memberi semangat,arah dan kegigihan perilaku.
Jadi,motivasi artinya suatu perilaku yang penuh energi,terarah dan bertahan lama.

Menurut Mc Clelland,hal-hal yang memotivasi seseorang yaitu:
-prestasi (Need of Achievement)
keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik
-afiliasi (Need of Affiliation)
keinginan membentuk dan mempertahankan hubungan hangat dan bersahabat dengan orang lain
-kebutuhan dan kekuatan (Need of Power)
keinginan untuk mempengaruhi orang lain,mempengaruhi perilakur orang lain.


Perspektif tentang Motivasi:
1. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli yang dapat memotivasi perilaku murid. Contohnya,insentif berupa nilai yang baik diberikan agar murid termotivasi untuk belajar.

2. Perspektif Humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berhubungan erat dengan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow yang terdiri atas:
Fisiologis: lapar,haus,tidur
Keamanan: bertahan hidup,perlindungan dari perang dan kejahatan
Cinta adan rasa memiliki: keamanan (security),kasih sayang dan perhatian dari orang lain.
Harga diri: menghargai diri sendiri
Aktualisasi diri: realisasi potensi diri
Jadi,menurut Maslow,kebutuhan dasar harus terpenuhi dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.

3. Perspektif Kognitif
Perspektif ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu. Ide ini mengusulkan bahwa murid memiliki lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol prestasi mereka sendiri.

4. Perspektif Sosial
Menekankan pada kebutuhan afiliasi atau keterhubungan,yaitu motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman,keterikatan dengan orang tua dan keinginan menjalin hubungan positif dengan guru.

Motivasi untuk meraih sesuatu terbagi lagi dalam:
a. Motivasi Eksentrik
melakukan sesuatu untuk mendapat sesuatu yang lain
Misalnya murid yang belajar keras karena dijanjikan hadiah oleh orang tuanya.

b. Motivasi Intrinsik
artinya,motivasi internal untuk melakukan satu demi sesuatu itu sendiri.
Misalnya murid mungkin belajar menghadapi ujian karena ia suka pada mata pelajaran itu.